STARK™
Welcome To Stars Cheaters

Join the forum, it's quick and easy

STARK™
Welcome To Stars Cheaters
STARK™
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

13 tahun Part IX

Go down

13 tahun Part IX Empty 13 tahun Part IX

Post by |VJ|NaZtHeW November 15th 2010, 9:43 am

Ketika sedang belajar bersama, aku coba pancing nafsu Sari dengan carakududuk di sebelah Rina. Aku rangkul Rina, kucium pipinya, bibirnya dankuraba dadanya. Rina saat itu memakai kaos tanpa BH. Rina membalasnya.Lalu kudorong dia agar tiduran di karpet. Kami saling bergumul. Melihathal itu, Sari kaget juga. Dia menutupi wajahnya. Karena selama ini kamiberhubungan diam-diam. Tidak pernah secara terang-terangan. Kali itukami berbuat seolah-olah tidak ada orang lain selain kami berdua, untukmemancing nafsu Sari.

Perbuatan kami semakin memanas. KarenaRina sudah telanjang dada. Lalu Rina menurunkan celana pendeknya. Dialangsung bugil karena tidak memakai celana dalam. Aku pun tidak tinggaldiam, kulepas semua pakaianku. Kugeluti dia. Lalu kami mengambil posisi69. Rina di atas. Kami saling menghisap.
"Aaahh.., Mmass.., sshshshs.. Mass.. enaakk Mass.., oohh..!" desah Rina dibesar-besarkan.
"Ohh.. Riinn.. hisap yang kuaatt Riinn..!" desahku juga.
Kulihat Sari sudah tidak menutupi wajahnya lagi.

Kira-kiralima menit saling menghisap, Rina berdiri memegang batang kemaluankudan mengarahkan ke liang senggamanya yang sudah tidak perawan lagi.Menurunkan pantatnya dengan perlahan.
"Bless..!" langsung masuk seluruhnya.
"Aaahh.. Maass.., aahh.., sshh.., aahh..!" desahnya.
Lalu dengan perlahan dinaik-turunkan pantatnya. Pertama-tama perlahan. Makin lama semakin cepat.
"Aahh.. oohh.., sh.. sh.. oohh.. Iiihh..!" erangnya.

KulirikSari, dia memandangi ekspresi Rina. Sepertinya dia sudah terangsangberat. Karena wajahnya merah padam, nafasnya memburu. Tangannyamemegang dadanya. Gerakan Rina semakin tidak terkendali. Pantatnyaberputar-putar sambil naik turun. Kira-kira 10 menit, aku rasakan liangkewanitaan Rina sudah berkedut-kedut. Dia mau sampai klimakasnya. Danakhirnya pantatnya menghujam batang keperkasaanku dalam sekali.
"Aaahh.. Mass.. Akuu.. sammppee.. Maass..!"
"Syuurr.. syurr.." kehangatan menyelimuti kepala senjataku.

Dialangsung terguling ke sebelahku. Senjataku tercabut dari liangkenikmatannya dan berhamburanlah cairan dari liang senggamanya kekarpet. Aku memang tidak begitu menghayati permainan ini, karenapikiranku selalu ke Sari. Jadi pertahananku masih kuat. Aku bangkitdengan telanjang bulat. Kuhampiri Sari. Sari kaget karena akumenghampirinya masih dengan bertelanjang bulat. Langsung kupeluk dia.Kuciumi seluruh wajahnya. Tidak ada penolakan darinya, tetapi jugatidak ada reaksi apa-apa. Benar-benar masih polos.

Lama-lamatangannya mulai memelukku. Dia mulai menikmatinya. Membalas ciumanku,walau lidahnya belum bereaksi. Kuusahan semesra mungkin akumencumbunya. Dan akhirnya mulutnya membuka sedikit berbarengan dengandesahannya.
"Aaahh.. Maass..!" nafasnya mulai memburu.
Kumasukkanlidahku ke mulutnya. Kubelit lidahnya perlahan-lahan. Dia punmembalasnya. Tanganku mulai meraba dadanya. Terasa putingnya sudahmengeras di bukit kembarnya yang kecil. Kuremas-remas keduanyabergantian.
"Maass.. oohh.. Mmmass.. shshhshshs.." desahnya.

Kulepasciumanku. Kupandangi wajahnya sambil tanganku mengangkat kaosnya. Diadiam saja. Lepas sudah kaosnya, sekarang tinggal BH mininya. Kulepaskanjuga pengaitnya. Dia masih diam saja. Akhirnya terpampanglah bukitkembarnya yang kecil lucu. Seperti biasa, untuk menaklukan seorangperawan, tidak bisa terburu-buru. Harus sabar dan dengan kata-kata yangtepat.
"Bukan maaiinn. Susumu bagus sekali Sar..!" kataku sambil memandangi bukit kembarnya.
Warnanyatidak seputih Rina, agak coklat seperti warna kulitnya. Aku elusperlahan-lahan sekali. Kusentuh-sentuh putingnya yang sudah menonjol.Setiap kusentuh putingnya, dia menggelinjang.

Kutidurkan dia ke karpet. Lalu kuciumi dada kanannya, yang kiri kuremas-remas.
"Aaahh.., sshh.., Maass.., aadduuhh.. aa..!"
Bergantiankiri kanan. Kadang ciumanku turun ke arah perutnya, lalu naik lagi.Tangan kananku sudah mengelus-ngelus pahanya. Dia masih memakai celanapanjang katun. Kadang-kadang kuelus-elus selangkangannya. Dia mulaimembuka pahanya. Sementara itu Rina sudah pergi ke kamar mandi. Karenakudengar suara guyuran air.

Setelah aku yakin dia sudah dipuncak nafsunya, kupandangi wajahnya lagi. Wajahnya sudah memerahkarenanafsunya. Ini saatnya. Lalu tanganku mulai membuka pengait celananya,retsletingnya, dan menurunkan celana panjangnya sekalian dengan celanadalamnya. Tidak ada penolakan. Bahkan dia membantunya dengan mengangkatpantatnya. Dia memandangiku sayu.

Bukit kemaluannya kecil tidakberbulu. Hampir sama dengan kepunyaan Titin dulu. Mungkin karenasama-sama orang Sunda. Kupandangi bibir kemaluannya. Dia menutupinyadengan kedua tangannya. Kutarik tangannya perlahan sambil kudekatkanwajahku. Mulanya tangannya menutup agak keras, tetapi lama-lama mulaimelemah. Kucium bibir kewanitaannya. Aaahh.., segar sekali harumnya.Kuulangi beberapa kali. Setiap kucium, pantatnya dinaikkan ke atassambil mendesah.
"Aaahh.. Mass.., mm.. sshshshs.."
Batang kejantananku yang tadi sudah agak lemas, mulai mengeras lagi.

Lalukubuka bibir kewanitaannya dengan jariku. Sudah basah. Kutelusuriseluruh liangnya dengan jariku, lalu lidahku. Dia semakinmenggelinjang. Lidahku menari-nari mencari kedele-nya. Setelah dapat,kujilat-jilat dengan cepat sambil agak kutekan-tekan. Reaksinya,gelinjangnya makin hebat, pantatnya bergoyang ke kiri dan ke kanan.
"Adduuhh.. Maass.. aahh.. sshh.. aahh..!"
Kuangkatkedua kakinya, kutumpangkan ke pundakku, sehingga liang kewanitaannyasemakin membuka. Kupandangi belahan kewanitaannya. Betapa indahliangnya. Hangat dan berkedut-kedut.
"Saarr.., memekmu bagus betul.. Wangi lagi.."
Kembali kuhisap-hisap. Dia semakin keras mendesah.

Kira-kira 5 menit kemudian, pahanya menjepit leherku keras sekali. Lubang keperawanannya berdenyut-denyut cepat sekali.
Dan, "Syurr.. syurr.." menyemburlah cairan kenikmatannya.
Kuhirupsemuanya. Manis, asin, gurih menjadi satu. Aaasshh.. segarnya. Kakinyasudah melemas.Kuturunkan kakinya, kukangkangkan pahanya. Kuarahkanbatang keperkasaanku ke liangnya sambil kupandangi wajahnya.
"Boleh Sarr..?" tanyaku memohon persetujuannya.
Matanya memandangku sayu, tidak bertenaga. Dia hanya mengangguk.
"Pelan-pelan yaa Mass..!"
Kuoles-oleskankepala kemaluanku dengan cairan pelumas yang keluar dari liangsenggamanya. Lalu kugesek-gesekkan kepala kejantananku ke bibirkenikmatannya. Kuputar-putar sambil menekan perlahan.

"Aaahh.. Maass.. Ooohh..!" dia mendesah.
Lalukutekan dengan amat perlahan. Kepalanya mulai masuk. Kuperhatikankemaluannya menggembung karena menelan kepala keperkasaanku. Ketekansedikit lagi. Kulihat dia menggigit bibir bawahnya. Kuangkat pantatkusedikit dengan amat perlahan. Lalu kudorong lagi. Begitu berulang-ulangsampai dia tidak meringis.
"Ayoo.. Mass.. aahh.. oohh.., sshhshshh..!"
Lalukudorong lagi. Masuk sepertiganya. Dia meringis lagi. Kutahan sebentar,kutarik perlahan, lalu kudorong lagi. Terasa kepala batang kejantanankumengenai selaput tipis. Nah ini dia selaputnya.
"Kok enggak dalam..? Belum masuk setengahnya udah kena..!" batinku dalam hati.
"Sar.., tahan sedikit yaa..!"
Lalu kucium bibirnya. Kami berciuman, saling mengulum. Dan dengan tiba-tiba kutekan batang keperkasaanku dengan keras.
"Pret..!" kemaluanku menabrak sesuatu yang langsung sobek.
Diamau menjerit, tetapi karena mulutnya kusumpal, maka tidak ada suarayang keluar. Kudiamkan sebentar kejantananku agar liang keperawanannyamau menerima benda tumpul asing. Lalu kutarik ulur perlahan-lahan.Setelah terlihat dia tidak merasa kesakitan, kutekan lebih dalam lagi.Kutahan lagi. Kuangkat perlahan, kutekan sedikit lagi. Begituberulang-ulang sampai senjataku masuk semuanya. Dia tetap tidak bisabicara karena mulutnya kulumat. Kutahan kemaluanku di dalam, kulepaskanciumanku. Liang senggamanya menjepit seluruh batangku di semua sisi.Rasanya bukan main nikmatnya.

"Gimana Sar..?"
"Sakiitt Mass.. Periihh.. Mmm..!"
"Tahan aja dulu, sebentar lagi ilang kok.." sambil kucabut sangat perlahan.
Kutekanlagi sampai menyentuk ujung rahimnya. Begitu berulang-ulang. Ketikakutarik, kulihat kemaluan Sari agak tertarik sampai kelihatan agakmenggembung, dan kalau kutekan, agak mblesek menggelembung. Setelah 5atau 6 kali aku turun naik, terasa agak mulai licin. Dan Sari pun tidakterlihat kesakitan lagi.
"Sar.., memekmu sempit banget. Ooohh enak sekali Sar..!" bisikku sambil mempercepat gerakanku.

Dia sepertinya sudah merasa nikmat.
"Aaahh.. eennaakk.. Mass.. aahh.. shshshshsh.." desahnya. Kupercepat terus.
"Ah..ah.. ahh.. oo.. shshsh.. aadduuhh.. oohh..!" pantatnya mulai bergerakmengimbangi gerakanku. Kira-kira 5 menit, dia mulai tidak terkendali.Pantatnya bergerak liar. Tiba-tiba dia menekuk, kedua kakinya menjepitpantatku sambil mengangkat pantatnya. Bibir kemaluannya berkedut-kedut.
Dan, "Sysurr.. syuurr.." dua kali kepala kejantananku disembur oleh cairan hangatnya.
Karena aku dari tadi sudah mau keluar dan kutahan-tahan, maka kupercepat gerakanku.
"Mass.. Uuuddaahh.. Mmass.. Aaadduuhh.. Gellii.. Maass..!" teriaknya.
Akutidak peduli. Keringatnya sudah seperti orang mandi. Kupercepat terusgerakanku, akhirnya, "Croot.. cruutt.." tiga kali aku menembakancairanku di liang kenikmatannya.
Lalu aku ambruk di sebelahnya.

Tiba-tiba, "Plok.. plok.. plok.." terdengar suara tepukan.
Rupanya Rina sudah dari tadi memperhatikan kami berdua.
"Mas hebat.. Sari.. selamat yaa..!" katanya sambil mencium pipi Sari.
Sari hanya bisa tersenyum di sela-sela nafasnya yang masih ngos-ngosan.
"Enak Sar..?" tanyanya lagi.
Sari hanya bisa mengangguk lemah. Lalu aku memeluk Sari.
"Sari. Terima kasih yaa..!" kataku sambil mengecup pipinya.
"Sari juga terima kasih Mas.. Enaakk banget ya Mass..!"

Aku bangun mengambil baju-bajuku yang berserakan. Kulihat di selangkangan Sari ada bercak-bercak lendir kemerahan.
"Aaahh.. Aku dapet perawan lagi..!" batinku.
Laluaku ke kamar mandi. Selesai kumandi, gantian Sari yang mandi. Setelahsemua selesai, kami hanya mengobrol saja sambil minum teh hangat yangdibuatkan Rina. Menceritakan pengalaman yang dirasakan oleh masing. Akulemas karena dalam 2 jam sampai 3 kali main.

Sejak saat itu,Sari selalu datang jam 3 sore. Dan sebelum belajar, kami selalumengawalinya dengan pelajaran biologis. Dan Rina sepertinya mengetahuidan menyadari kalau punyanya Sari lebih oke, jadi dia mengalah selaludapat giliran kedua. Dan mereka pun saling berbagi. Saling mencoba danmengajari. Aku yang dijadikan alat eksperimen mereka menurut saja. Abisenak sih.

Setelah pembagian raport, ternyata yang nilainya naikbanyak hanya Sari. Tetapi keduanya naik kelas dengan nilai di atasrata-rata. Begitulah pengalamanku dengan gadis-gadis SMP.
|VJ|NaZtHeW
|VJ|NaZtHeW
Corporal Grade IV
Corporal Grade IV

Gender : Male Sagittarius Jumlah posting : 40
Reputasi : 176
Cendol : 14
Birthday : 17.12.94
Join date : 20.10.10
Age : 29
Lokasi : Yogyakarta

Kembali Ke Atas Go down

Kembali Ke Atas

- Similar topics

 
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik